Kop Su Ja

20 11 2011

“Tebal atau Tipis kopinya mas?” sahut si pelayan Warkop, kujawab “Tebal kopinya, jangan lupa jahe-nya yah…”

Itulah sekelumit percakapan antara saya dan pelayan di Warkop tempat biasa saya nongkrong bareng teman-teman sesama perantau di Kota di Tenggara Pulau Sulawesi ini. Udah gak kehitung berapa kali saya hadir “absen” di Warung Kopi yang sederhana ini. Warung Kopi yang jauh dari segala kemewahan. Dari segi fasilitas boleh dibilang apa adanya, di bagian dalam diisi dengan deretan meja kayu sederhana dan kursi plastik. Sedangkan di bagian luar ada Meja dan Kursi Kayu, dan ada juga meja dan bangku yang terbuat dari tanah liat. Sederhana tapi cukup eksotis…..

Biarpun sederhana, warung kopi ini juga difasilitasi dengan sebuah televisi LCD berlayar 42″ dan kadang kalau lagi ada tontonan sepak bola atau balapan Moto GP, sebuah proyektor yang “ditembakkan” di sebuah layar menjadi sarana Nonton Bareng buat para pencinta bola dan balapan motor yang hobby nongkrong di warung kopi ini.

Satu lagi, layanan WiFi gratisan pun disediakan buat para pelanggan yang kebetulan membawa Laptop, atau memang sengaja datang disini untuk menikmati layanan internet gratis biarpun hanya memesan segelas kopi untuk durasi waktu yang berjam-jam…hehehehehehe.

Kalo dilihat dari posisi, warkop ini cukup strategis, berada tepat di sebuah pertigaan jalan raya yang cukup ramai. Sudut antara Jalan By Pass Made Sabhara dan Jalan Syech Yusuf.  Parkiran yang cukup luas, bisa menampung sekitar 10 Mobil dan belasan sepeda motor rupanya menjadi salah satu daya tarik tersendiri buat para pelanggan, maklum jalanan di depan warkop ini tidak dilewati angkutan umum, jadi yang mau kesini harus punya kendaraan sendiri atau setidaknya nebeng teman yang punya kendaraan 🙂

Kembali ke percakapan di awal tulisan saya ini. Mungkin teman-teman agak bingung dengan istilah Tebal atau Tipis. Yah, itulah istilah yang dipakai di hampir semua warkop di Kendari yang pernah saya datangi. Istilah Tebal atau Tipis ini mewakili takaran Kopi untuk segelas Kopi Susu. Kalau tebal berarti takaran Kopinya lebih banyak, begitu juga sebaliknya. Biarpun saya sendiri gak pernah tahu setebal apa atau setipis apa takaran kopinya, tapi lidah saya sudah cukup cocok dengan Tebal nya kopi untuk segelas kopi susu yang disediakan. Atau mungkin si pelayan atau si koki nya sudah cukup hapal dengan selera saya, jadi rasa kopi saya pesan tidak pernah berubah…hahahahahaha. Lucunya lagi, mungkin karena sudah seringnya saya datang di warkop ini, kadang setiap saya hadir disini, tanpa perlu pesan, segelas kopi+susu+jahe  langsung disediakan tidak lama setelah saya duduk….wkwkwkwkwkw…dapat previllege rupanya kalo sudah menjadi pelanggan setia di warkop ini. 🙂 Mungkin karena presentase kehadiran saya di warkop ini sudah puluhan bahkan ratusan kali, jadi para pelayan disini sudah cukup hapal dengan wajah saya,  bagaimana tidak sehari kadang 2 kali saya singgah disini, siang menjelang sore atau sepulang dari kantor, atau bahkan kedua-duanya. Karena seringnya nongkrong disini juga saya jadi banyak kenal dengan orang-orang yang akhirnya  memberi kontribusi bisnis yang nyambung dengan urusan kantor saya.

Kenapa Kopi+Susu+Jahe ? Awalnya saya biasa minum Kopi Susu tanpa Jahe. Tapi akhirnya saya jadi jatuh cinta dengan aroma kopi susu + jahe karena keunikan rasanya. Aroma Kopi Robusta dicamur susu yang diseduh dengan jahe yang dilarutkan dalam airpanas membuat aroma dan cita rasa kopi yang unik. Cukup dengan bilang “Kop Su Ja” alias Kopi Susu Jahe ke si pelayan, secangkir kopi di atas tatakan piring kaleng disediakan untuk menemani suasana nongkong di Warung kopi yang cukup terkenal di kota Kendari ini : KOPI DAENG

Sedikit saran yang berbau promosi, kalo teman-teman sempat singgah di Kota Kendari dan kebetulan hobby ngopi, jangan lupa singgah di Warung Kopi Daeng…taste it..!!

Kendari, 20 November 2011.